SAWIT BEBAS: Foto
Tampilkan postingan dengan label Foto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Foto. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 April 2022

5 Mahasiswa Asal Jawa Barat Merasa Nyaman Belajar Sawit di Perusahaan Sawit Papua

Mahasiswa Asal Jawa Barat Belajar Sawit di Perusahaan Kelapa Sawit Papua, PT. Berkat Cipta Abadi (BCA) anak usaha dari PT. Tunas Sawa Erma Group (TSE Group). Keterangan Foto: Imam & Eko (Baju Kuning) Bersama 2 Warga Papua.

Haisawit - Provinsi Papua menyiapkan tiga juta hektar lahan untuk perkebunan sawit. Papua ditargetkan menjadi salah satu produsen sawit terbesar di Indonesia di masa yang akan datang. Dalam waktu dekat akan dibangun pabrik industri pengolahan sawit di Papua. Demikian seperti yang dimuat dalam laman resmi papua.go.id.

Dikutip dari Databoks Katadata (23/4), sebagaimana hasil perhitungan sementara pada 2020 dan angka estimasi pada tahun 2021 dari Dirjen Perkebunan, ditemukan luasan kebun sawit di Papua pada 2020 mencapai 159,7 ribu hektare (ha) dan meningkat menjadi 162,2 ribu ha pada 2021. Adapun luasannya bertambah 3 ribu ha dalam satu tahun.

Sementara di Papua Barat luasan perkebunan sawit lebih kecil dibanding Papua yakni 51 ribu ha pada 2020. Di 2021, luasannya mencapai dan 51,8 ribu ha. Hal ini menunjukkan tidak ada perluasan signifikan pada perkebunan sawit dalam kurun waktu setahun.

Salah satu perusahaan kelapa sawit yang berkantor pusat di Papua, yaitu Tunas Sawa Erma Group (TSE) yang memulai bisnis kelapa sawit di Papua pada tahun 1998, atas permintaan pemerintah daerah. Dan sampai dengan saat ini, TSE Group terdiri dari PT. Tunas Sawa Erma, PT. Berkat Cipta Abadi dan PT. Dongin Prabhawa.

Selain berkomitmen terhadap produksi dan pengadaan minyak sawit secara berkelanjutan, TSE Group juga sangat peduli terhadap pendidikan seperti pemberian beasiswa kepada siswa dan tenaga pendidikan serta memberikan pendampingan dan bimbingan kepada mahasiswa yang ingin melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di TSE Group.

Dilansir dari laman TSE Group, saat ini 5 orang mahasiswa dari Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) asal Bekasi, Jawa Barat bekesempatan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Berkat Cipta Abadi (BCA), yang merupakan anak usaha PT. Tunas Sawa Erma Group (TSE Group). Dalam program PKL berdurasi 5 bulan ini, kelima mahassiwa tersebut akan mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari tim ahli BCA di bidang pengelolaan budidaya perkebunan kelapa sawit, manajemen logistik, dan teknik pengelolaan produksi kelapa sawit.

Mahasiswa CWE Peserta PKL di TSE Group (Kanan ke kiri: Rafika, Eko, Asbi, Mian, dan Imam).

Kelima mahasiswa tersebut yaitu:

    1. Eko Pangestu dan Imam Agung Dharmawan Sitopu keduanya dari Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit (BPKS)
    2. Mian mariana Br Situmorang dan Rafika (ML) keduanya dari Program Studi Manajemen Logistik (MANLOG), dan
    3. Asbi Ansori dari Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit (TPHP).

Mahasiswa peserta PKL mendapatkan sambutan yang sangat baik dari pihak perusahaan, karyawan, hingga di lingkungan sosial yang sebelumnya diluar perkiraan mahasiswa saat akan berangkat.

"Pengalaman yang sangat luar biasa. Mulai dari penyambutan pihak karyawan sampai ke lingkungan sosial yang jauh di luar ekspetasi kami sebelum berangkat," Ujar Eko Pangestu seperti yang disampaikan ke Haisawit.

“Perusahaan ini sangat luar biasa. Mulai kontribusinya yang besar kepada masyarakat, perusahaan ini juga sangat memberikan dukungan dan terus memotivasi kami. Kami merasa bangga bisa menjadi bagian dari perusahaan ini,"  ujar Rafika seperti yang dilansir dari laman TSE Group.

Sebagai salah satu entitas bisnis yang bergelut di bidang perkebunan kelapa sawit, BCA senantiasa terus mendukung kualitas pendidikan demi kemajuan Indonesia. “Dapat membantu para pelajar Indonesia untuk meningkatkan wawasan, keterampilan dan kualitas SDM menjadi sebuah kebanggaan kami. Semoga dengan turut memberikan kesempatan para mahasiswa untuk belajar di TSE Group, para mahasiswa ini kelak menjadi sumber daya manusia Indonesia yang tangguh dan kelak menjadi generasi-generasi yang unggul,“ jelas Kim Tae Soo, Manajer Umum PT BCA seperti yang dilansir dari laman TSE Group.

Foto Bersama Pihak TSE Group dengan Mahasiswa CWE Peserta PKL

Untuk informasi, Politeknik CWE merupakan politeknik kelapa sawit pertama di Indonesia. Didirikan pada tahun 2006, politeknik ini didirikan bertujuan menghasilkan lulusan terbaik guna mendukung tumbuh kembangnya industri kelapa sawit nasional yang dalam satu dekade terakhir ini terus mengalami peningkatan.


Minggu, 27 Maret 2022

Horas...! Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Meluncurkan Kampus Sawit di Medan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) perusahaan BUMN Launching Perguruan Tinggi Sawit di Medan, Sumatera Utara (Foto: itsi.siakadcloud.com - Mahasiswa ITSI Melaksanakan Paraktik)

Haisawit - Halo Sobat Sawit, ada kabar bagus ni khususnya kamu yang ada di Medan, Sumatera Utara. Pasalnya 18 Maret 2022 lalu di Medan telah diluncurkan kampus kelapa sawit yang dikelola oleh sebuah perusahaan milik negara yaitu PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) - PTPN III.

Untuk Sobat Sawit ketahui, PTPN III merupakan Badang Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil Perkebunan seperti kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, kakao, tembakau, aneka kayuan, buah-buahan dan aneka tanaman lainnya.

Penasaran nama kampusnya apa, yaitu Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) yang beralamat di Jl. Williem Iskandar (Pancing), Medan, Sumatera Utara.

Sebenarnya Sobat Sawit, ITSI ini adalah transformasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan yang sebelumnya sudah dikenal dengan nama STIPAP Medan. Jadi tentu saja kampus ini tidak perlu diragukan lagi dengan keilmuan yang diajarkan khususnya dalam bidang perkebunan.

Proses transformasi dari STIPAP menjadi ITSI tersebut sesuai dengan Amanat Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 558/E/O/2021 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah, serta melakukan perubahan nama baru dari sebelumnya Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) menjadi Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI).

Prosesi Launching ITSI di Medan (foto: ptpn4.co.id)

Kehadiran ITSI ini disambuat baik oleh Gubernur Sumatera Utara Bapak Edy Rahmayadi. Gubsu menitipkan harapan agar ITSI dapat melahirkan mahasiswa yang berkualitas.

"Pertama kali lahirnya perkebunan di Indonesia adalah di Sumatera Utara, jadi saya harapkan agar ITSI dapat melahirkan mahasiswa perkebunan yang berkualitas," sebut Edy Rahmayadi.

So, buat Sobat Sawit yang penasaran dengan jurusan apa saja yang ditawarkan di kampus ITSI, yaitu ada Program Studi D4 Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan dan D4 Budidaya Perkebunan.

Selain itu ada juga jenjang S1 dengan pilihan Program Studi S1 Teknik Kimia, S1 Agribisnis, S1 Proteksi Tanaman, dan S1 Sistem dan Teknologi Informasi.

Sekadar tambahan informasi, Sobat Sawit. Perbedaan D4 dan S1 yaitu D4 lebih mempelajari ilmu-ilmu praktik atau ilmu-ilmu terapan. Simpelnya D4 porsi praktiknya lebih banyak ketimbang teori. Lulusan D4 akan mendapatkan gelar S.ST atau Sarjana Sains Terapan. Sebaliknya, jenjang S1 biasanya lebih mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis dan lulusannya biasanya memiliki keunggulan dalam segi teoritis dibandingkan terapan. Program S1 pun biasanya mempelajari 60 persen teori dan 40 persen praktik.

Oh iya Sobat Sawit, Haisawit selalu setia mempersembahkan informasi peluang karir di Perusahaan Kelapa Sawit buatmu. Informasinya semua ada disini: Lowongan Kerja Kelapa Sawit.

Sejalan dengan Gubsu Bapak M. Abdul Ghani Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara juga memiliki harapan terhadap lahirnya ITSI.

“ITSI diharapkan mampu berperan sebagai pusat pendidikan, riset dan inovasi kelapa sawit unggulan di Indonesia, sehingga akselerasi pembangunan industri dari hulu ke hilir semakin pesat dan mampu membangun ketahanan pangan dan energi nasional serta mewujudkan ekonomi berkelanjutan yang mensejahterakan petani,” sebut M. Abdul Ghani.

Untuk informasi tambahan seperti yang kami lansir dari laman PTPN IV, ptpn4.co.id, acara launching ITSI dihadiri Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara M. Abdul Ghani, Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara Dwi Sutoro dan Direktur SDM Holding Perkebunan Nusantara Seger Budiarjo, perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Lukman, Plt. Kepala LLDIKTI Wilayah I Sumut Ibnu Fajar, Pembina Yayasan Pendidikan Perkebunan Yogyakarta Gunawan Ciptadi, Direktur dan SEVP PTPN I, II, dan III, Rektor ITSI Aries Sukariawan.

Sabtu, 19 Maret 2022

Peduli Pendidikan Papua, Perusahaan Sawit TSE Group Salurkan Beasiswa & Honor Guru

Tunas Sawa Erma (TSE) Group dan unit usaha TSE Group lainnya sudah lama berkomitmen meningkatkan pendidikan masyarakat di pedalaman Papua melalui berbagai kontribusi sosial atau Corporate Social Contribution (CSC), (foto tse group)

Haisawit - PT. Tunas Sawa Erma Group (TSE Group) sudah memulai bisnis kelapa sawit di Papua pada tahun 1998 di daerah Boven Digoel dan Merauke.

Seriring dengan perkembangaanya yang terus bertunbuh, TSE Group menjadi salah satu pihak pertama yang berkontribusi dalam pembangunan jalan Trans-Papua. Selain itu, TSE juga telah menerima beberapa penghargaan berkat tanggung jawab dan kepedulian sosial, seperti penghargaan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal RI atas kontribusi signifikan dalam penciptaan CSV (Creating Shared Value) melalui Kegiatan Corporate Social Contribution, Penghargaan Gubernur Papua 2016 & Penghargaan Padmamitra 2018 oleh Kementerian Sosial.

Demi mewujudkan kepedulian pada pendidikan yang layak, PT. Tunas Sawa Erma (TSE) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan di Papua melalui pemberian bantuan honor senilai Rp 7,2 juta untuk empat guru SD Negeri Miri, Boven Digoel, Papua, dan beasiswa sebesar Rp 22,5 juta bagi 18 anak tuan dusun Kampung Miri. Bantuan diserahkan secara serentak pada 18 Desember 2021 tahun lalu, seperti yang lansir Haisawit pada situs resminya (19/3).

Selain Kampung Miri, TSE juga memberikan bantuan beasiswa ke Kampung Ujungkia dan Kampung Getentiri dengan nilai sekitar Rp 165 juta. Bantuan diberikan untuk 350 anak-anak tuan dusun. Pemberian beasiswa ini dilakukan perusahaan secara bertahap, yakni tiga bulan sekali.

Pimpinan TSE Bae Suntek menyebutkan, penyerahan bantuan honor dan beasiswa ditujukan untuk meningkatkan motivasi mengajar para guru serta semangat belajar para murid. Khususnya di masa pandemi, di mana mereka mengalami kesulitan dalam mendidik maupun mencari ilmu.

Bae menyampaikan pesan khusus kepada anak-anak penerima bantuan untuk rajin menuntut ilmu demi kesukesan diri dan Papua. “Melalui bantuan ini, semoga generasi muda kita bisa terus semangat belajar hingga sukses dan dapat mengembangkan daerahnya,” ucapnya.

Kepada para tenaga pendidik, Bae juga memberikan semangat untuk tidak pernah lelah dalam berbagi ilmu dengan siswa/siswi. Sebab, guru merupakan salah satu kunci utama untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas.

Penyerahan bantuan honor guru dan beasiswa secara simbolis dari TSE untuk guru SD Negeri Miri dan anak-anak tuan dusun di Boven Digoel, Papua, Sabtu (18/12)

Salah seorang guru SD Negeri Miri, Teda Gembenop, menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan TSE. “Saya mewakili tenaga pengajar SD Negeri Miri mengucapkan terima kasih kepada TSE yang telah memberikan bantuan honor kepada kami, sehingga membuat kami semangat dalam mendidik anak-anak kami,” katanya.

Ucapan apresiasi mendalam juga disampaikan Ambrosius Yasi, orang tua penerima beasiswa yang tinggal di Kampung Ujungkia. Menurutnya, kontribusi sosial yang aktif dilakukan perusahaan sudah memberikan banyak dampak positif baginya dan warga sekitar. “Sejak ada TSE di sekitar kampung, kami sering mendapatkan bantuan beasiswa, bahan makanan dan banyak bantuan lainnya,” ucapnya.

Bantuan honor guru dan beasiswa TSE merupakan bagian dari kontribusi sosial atau Corporate Social Contribution (CSC) perusahaan. Bantuan ini juga menjadi wujud kepedulian perusahaan terhadap peningkatan pendidikan masyarakat, terutama di pedalaman Papua.

Selasa, 24 Agustus 2021

Mahasiswa IPB University Menciptakan Alat Panen Kelapa Sawit yang Lebih Efektif dan Efisien


Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem serta Agronomi dan Hortikultura IPB University, menciptakan alat panen kelapa sawit yang lebih efektif dan efisien. Hendra Muhtar Telaumbanua, Erich Roganda Simarmata, Dikki Hendra Pratama, Atha Rizki Pangestu dan Ilham Yusuf Bachtiar yang didampingi oleh Dr.Ir. Radite Praeko Agus Setiawan, M.Agr, membentuk tim yang dinamai “STATERKAT” (Estate Harvesting Cutter): Perancangan Egrek Kelapa Sawit Mekanisme Sentakan Gaya Pegas Solusi Panen Lebih Mudah, Ringan, Kuat dan Cepat.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta Tahun 2021, tim STATERKAT menjadi tim yang lolos  didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Adapun dasar sistem perancangan yang diterap kembangkan adalah pemanfaatan mekanisme sentakan dan penyimpanan energi melalui sistem tarikan pegas, ruang kerja sentak dan sistem penguncian pada rancangan.

”STATERKAT ini, merupakan alat yang prospektif digunakan untuk memanen kelapa sawit karena menggunakan mekanisme sentakan gaya pegas, sehingga pemanenan bisa lebih efektif dan efisien tenaga” kata Djoni, Kepala Kebun Percobaan Agronomi dan Hortikultura IPB, Jonggol.  

Para pemanen kelapa sawit Jonggol sangat antusias untuk menggunakan alat panen ini karena merupakan produk baru dan inovatif yang pengoperasiannya lebih mudah, ringan, kuat dan cepat dibanding egrek konvensional yang sudah ada.

“Setelah mencoba langsung menggunakan egrek inovasi yaitu STATERKAT, menurut saya alat ini memiliki kinerja yang baik dan mudah dioperasikan baik untuk memotong pelepah maupun tandan buah kelapa sawit, selain itu tidak memerlukan banyak tenaga untuk menggunakannya, STATERKAT, Mantap” tutur Jujun, pemanen kelapa sawit IPB, Jonggol.

“Kami bersama dengan tim berharap, STATERKAT dapat bermanfaat bagi para pemanen kelapa sawit baik untuk kebun kelapa sawit skala kecil (swadaya) hingga perusahaan kelapa sawit besar lainnya”, ujar Hendra TB selaku ketua tim STATERKAT. 


Minggu, 07 Juni 2020

Mahasiswa - Bercocok Tanam Sayuran di Sela Kuliah Jarak Jauh Saat Masa Pandemi Covid-19 (By: Redo Rudianto)

Saat pandemi COVID-19 dan Perkuliahan Jarak jauh (PJJ) saat ini saya berfikir untuk mencoba mempraktekan ilmu budidaya tanaman yang saya pelajari di kampus, walaupun pelajaran di kampus banyak mencakup mengenai perkebunan kelapa sawit, tetapi sistemnya sama saja. 

Saya mencoba menanam beberapa jenis sayuran seperti pak coy, kangkung dan bayam, dengan memanfaatkan media botol bekas. Walaupun hasilnya tidak seberapa tetapi ilmunya sangat luar biasa. Pada awal menanam saya mengalami kegagalan. 50% sayuran yang saya tanam mati karena busuk pada pangkal batang. Dari situ saya mendapatkan pengalaman dan ilmu, bagaimana mengatasinya. Kemudian selang beberapa hari saya mulai menanam ulang sayuran lagi. Pada penanaman yang kedua saya mendapatkan hasil yang lumayan 80% hasil panenan saya berhasil. 

Walaupun di masa pandemi dan kuliah online seperti saat ini, jangan sia-siakan ilmu yang di dapat, praktekan ilmu yang di dapat di bangku kuliah. Walaupun fokus kuliah di bidang kelapa sawit, tetapi masyarakat hanya tau kita luludan pertanian, dan bisa melakukan budidaya semua tanaman.

Penulis
Redo Rudianto
Mahasiswa Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Prodi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit


HAISAWIT.MY.ID
Kami menerima tulisan seputar inspirasi, pendidikan, dan tips (free & tidak ada honorarium)
Kirim ke haisawit.my.id


Pendidikan

Seminar

Perusahaan Kelapa Sawit