Maret 2023 - SAWIT BEBAS

Senin, 20 Maret 2023

6 ORANG ALUMNI POLITEKNIK KELAPA SAWIT CWE REUNI DI TALKSHOW PLANTERS IPS DI SUMSEL

 6 ORANG ALUMNI POLITEKNIK KELAPA SAWIT REUNI DI TALKSHOW PLANTERS 

INDONESIAN PLANTER SOCIETY DI SUMATERA SELATAN





6 Alumni Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi yang biasa di sebut alumni CWE, " tidak menyangka bisa bertemu pada acara talkshow planters"  yang di selenggarakan oleh IPS. Berikut nama-nama alumni CWE yang hadir :
1. Aef Faturrahman bekerja sebagai Audit
2. Dwi Widaryanto bekerja sebagai Operational under Direktur Operational
3. Hudan Wibijaksana sebagai Audit
4. M. Danang M.R.Q sebagai Konsultan dan Asesor
5. M. Gema Ramadhan sebagai Konsultan dan Asesor
6. Pulung Kalbuari dari pemerintahan perkebunan

Sebelumnya masing-masing 6 alumni tersebut tersebar di beberapa pulau bekerja di kebun maupun pabrik kelapa sawit dari level Asisten/ Staff hingga saat ini sudah naik ke level yang cukup tinggi dari lulusan tahun 2010 sampai 2017.

3 diantaranya adalah pengurus IPS Pusat dengan M Gema Ramadhan sebagai ketua pelaksana Talkshow Planters
Harapan yang terucap oleh para alumni adalah semoga IPS semakin berjaya dan bermanfaat bagi anggota, para planter dan negara.


Senin, 06 Maret 2023

General Manager PT Sampoerna Agro Tbk ( REPLANTING KELAPA SAWIT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN )

REPLANTING KELAPA SAWIT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN 

Fencentius Sinaga, SP 

General Manager PT Sampoerna Agro Tbk 




Replanting adalah Penggantian suatu jenis tanaman perkebunan kelapa sawit yang disebabkan oleh tanaman sudah tua atau tidak produktif. Berikut syarat-syarat tanaman yang perlu direplanting : 

a. Umur tanaman kelapa sawit sudah mencapai usia tidak produktif lagi yaitu umur 25-30 tahun 
b. Produktivitas kelapa sawit <18 ton/ha 
c. Tinggi tanaman mencapai 13 meter 
d. SPH <100 pkk/Ha 
e. Kesulitan pemanen saat melakukan panen buah 

Pekerjaan replanting memerlukan tahapan dan metode yang tepat agar hasil replanting sesuai dengan Standar Perkebunan Pada Umumnya yang nanti-nya diperoleh Produksi yang Maksimal. Berikut Tahapan pekerjaan repalnting di Perkebunan Kelapa Sawit : 

A. REDESIGN BLOK & PENYUSUNAN TIME LINE 

Redesign blok bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalkan pemanfaatan lahan serta design jalan sesuai kebutuhan. Redesign blok ini juga untuk memperoleh SPH (Stand Per Ha) yang maksimal dan penaataan areal yang sesuai Standar Teknis Perkebunan pada umumnya. Penentuan SPH sangat menentukan jarak antar tanaman dan jarak antar baris. Selain itu, penentuan SPH juga berdasarkan Benih atau progeny yang akan digunakan. Sebelum dilakukan replanting perlu dilakukan sensus tanaman untuk memastikan jumlah tanaman atau mengetahui SPH dan juga untuk mengetahui tanaman yang terserang Ganoderma yang nantinya ada perlakukan khusus untuk tanaman tersebut. Pekerjaan sensus pokok memerlukan waktu sekitar 1 bulan (rata-rata dalam satu kebun, jika menggunakan tenaga manusia). Dengan luasan Kebun > 10.000 Ha dilakukan improvement untuk mempercepat pekerjaan ini dan efisien secara biaya. Adaptasi dengan perkembangan teknologi digital era 4.0 saat ini maka diimplementasikan dengan digital sensus pokok melalui foto udara 

B. REPLANTING TANAMAN KELAPA SAWIT 

Repanting kelapa sawit harus dilakukan Zero Burning. Ada 3 metode Replanting di Perkebunan Kelapa Sawit yaitu : 

1. Metode Tumbang – Chipping – Rumpuk Metode replanting dengan tumbang, chipping dan rumpuk memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan replanting metode merumpuk hasil chipping adalah pekerjaan lebih cepat, produktivitas / output tinggi, dan biaya terjangkau (sedang). Kelemahan replanting metode merumpuk adalah hasil chipping berada di permukaan yang beresiko tinggi terserangnya hama Oryctes dan timbulyya biaya pengendalian Oryctes, menyisakan bekas bonggol yang memerlukan biaya lebih esktra untuk menutupi lobang, terbatasnya akses ke dalam pokok, dan pengendalian gulma cukup sulit terutama bekas rumpukan. Metode Replanting Tumbang, chipping & rumpuk memiliki output 14 pokok/hm dan 9.3 HM/Ha sehingga rata-rata biaya replanting sebesar Rp. 6.000.000 – Rp. 6.500.000 (asumsi Rp. 650.000/Hm). Berikut urutan replanting dengan metode Tumbang, chipping dan rumpuk : 

- Pancang Stacking Menyiapkan pancang kepala untuk menetapkan posisi rumpukan/stacking dengan menggunakan pancang kepala sesuai jarak tanam (baru). Tinggi Pancang 2 mtr dan diberi warna merah atau putih. Lebar rumpukan 5 mtr dan tinggi 2 mtr, setiap 7 mtr dibuat jalan supervise selebar 2 mtr. 

- Tumbang Pokok Melakukan penumbangan dengan menggunakan excavator PC 200 yang telah dipasang blade chiiping. Arah penumbangan searah dengan jalur tanam baru dan dipastikan pada saat alat melakukan penumbangan tidak ada pekerja disekitar pokok akan ditumbang. 

- Chipping – Rumpuk Pencacahan atau chipping dengan ketebalan maksimal 15 cm dan sudut potongan 450 - 600 . Chipping dimulai dari sisi bonggol kelapa sawit dan chpping memotong pelepah menjadi 2. Hasil Chipping dirumpuk pada pancang stacking dilapangan dengan lebar stacking maksimal 5 mtr dan tinggi stackingan 1 - 1.5 mtr. 

- Penggalian Bekas Bonggol Pembongkaran bekas bonggol bertujuan untuk memastikan mata rantai dan sumber infeksi ganoderma terputus. Akar bekas pokok kelapa sawit digali dengan spesifikasi panjang 1 mtr, lebar 1 mtr dan dalam 1 mtr. - Normalisasi Areal Rendahan Normalisasi areal rendahan dengan menggunakan alat berat Excavator PC 200 untuk melakukan pembuangan air di area rendahan dan pembentukan parit baru untuk memaksimalkan areal tanam. 

2. Metode Tumbang – Chipping – Serak Metode replanting dengan tumbang, chipping dan serak memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan replanting metode merumpuk adalah pekerjaan lebih cepat, produktivitas / output tinggi, dan biaya murah. Kelebihan replanting metode Serak adalah hasil chipping berada di permukaan yang beresiko tinggi terserangnya hama Oryctes dan munculnya biaya pengendalian Orycets, menyisakan bekas bonggol yang memerlukan biaya ekstra untuk menutupi lobang, akses ke pokok sangat sulit, dan pengendalian gulma sangat sulit yang memerlukan biaya tinggi. Metode Replanting Tumbang, chipping & Serak memiliki output 16 pokok/HM dan 8.1 HM/Ha sehingga rata-rata biaya replanting sebesar Rp. 5.000.000 – Rp. 5.500.000 (asumsi Rp. 650.000/Hm). Berikut urutan replanting dengan metode Tumbang, chipping dan serak : 

- Tumbang Pokok Melakukan penumbangan dengan menggunakan excavator PC 200 yang telah dipasang blade chiiping. Arah penumbangan searah dengan jalur tanam baru dan dipastikan disaat alat melakukan penumbangan tidak ada pekerja disekitar pokok akan ditumbang. 

- Chipping – Serak Pencacahan atau chipping dengan ketebalan maksimal 15 cm dan sudut potongan 450 - 600 . Chipping dimulai dari sisi bonggol kelapa sawit dan chpping memotong pelepah menjadi 2. Hasil chipping diserak di lapangan dan posisi hasil chipping tidak berlapis atau tersebar merata 

- Penggalian Bekas Bonggol Pembongkaran bekas bonggol bertujuan untuk memastikan mata rantai dan sumber infeksi Ganoderma terputus. Akar bekas pokok kelapa sawit digali dengan spesifikasi panjang 1 mtr, lebar 1 mtr dan dalam 0.7 mtr. 

- Normalisasi Areal Rendahan Normalisasi areal rendahan dengan menggunakan alat berat Excavator PC 200 untuk melakukan pembuangan air di area rendahan dan pembentukan parit baru untuk memaksimalkan areal tanam. 

3. Metode Replanting Burial System Replanting Burial System merupakan metode dengan mengubur semua bekas tanaman lama ke dalam lubang galian sehingga proses dekomposisi terjadi di dalam tanah. Kelebihan System Burial ini adalah hilangnya breeding site hama penggerek daun yaitu Oryctes rhinoceros, Menjaga kondisi porositas tanah dan tidak menyisakan lobang bekas bonggol tanaman lama, mempermudah akses ke setiap pokok tanaman karena tidak terhalang oleh bekas rumpukan dan pengendalian gulma lebih mudah dan terkontrol dengan baik. Kelemahan atau kekuragan System Burial adalah biaya replanting lebih mahal dan pengerjaan membutuhkan standar input alat berat lebih besar. Replanting dengan system Burial memiliki output 48 HM/Ha sehingga rata-rata biaya replanting system burial sebesar Rp. 25.500.000 – Rp. 25.500.000 (Asumsi biaya HM Rp. 550.000 – Rp. 600.000). Berikut urutan replanting dengan metode Burial System : 

- Pancang Jalur Lubang Menyiapkan pancang kepala untuk menetapkan posisi lubang Pancang setinggi 2 mtr dan diberi warna merah atau putih. Pembuatan lubang dengan ukuran Lebar 3 – 4 mtr dan kedalaman 2 - 2.5 mtr 

- Penggalian Lubang Penggalian lubang sepanjang 250 meter arah utara selatan dengan menggunakan excavator PC 200 + bucket. Tanah galian di letakkan di sisi kiri dan kanan lubang dengan rapi 

- Penumbangan pokok & Penutupan Lubang Pokok di tumbang dan dipotong 3, selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang galian. Lubang galian ditutup menggunakan tanah bekas galian dan dipadatkan 

C. PEMANCANGAN TITIK TANAM Penentuan titik tanam dengan menggunakan kayu pancang tinggi 1 - 1,5 mtr. Penentuan SPH (Stand Per Ha) sebagai salah satu faktor dalam menentukan jarak tanam dan jarak antar baris. Setiap titik tanam harus dipancang 

D. PEMBUATAN LOBANG TANAMAN Kegiatan replanting dalam jumlah luasan yang besar setiap tahunnya berdampak pada kebutuhan tenaga kerja dalam jumlah banyak tetapi bersifat temporary. Hal ini menjadi tantangan untuk improvement mekanisasi, salah satunya pekerjaan pembuatan lobang tanam dengan menggunakan FT + PHD, inovasi ini sangat berdampak dengan percepatan target replanting. Dari sisi biaya, pembuatan lobang menggunakan Tractor+PHD sangat efisien dibandingkan dengan menggunakan tenaga kerja manual. Faktor lain adalah kesulitan untuk mencari tenaga kerja untuk menyelesaikan target tanam dengan luasan yang besar termasuk kesulitan melakukan supervisi pekerjaan. Dengan mekanisasi ini standard ukuran dan kualitas lobang akan lebih homogen. 

E. PENANAMAN LEGUME COVER CROP Penanaman LCC/ kacangan mempergunakan jenis Mucuna Bracteate (MB) dengan kerapatan 420-480 polybag/Ha. Teknis penanaman MB, sebelumnya MB dibenihkan ke dlaam polybag kecil selama 4-6 minggu kemudoan baru dipindahkan ke lapangan. Disaat penanaman diberikan pupuk RP 40 gr/pk yang ditabur secara merata. Sebelum dilakukan penanaman kacangan ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan pengendalian gulma dilapangan dan kacangan dirawat setiap 2 minggu sekali selama 3 bulan pertama. 

F. PENANAMAN KELAPA SAWIT - Distribusi Bibit Penerimaan bibit adalah kegiatan penerimaan bibit yang berasal dari pembibitan untuk selanjutnya ditanam di areal. Distribusi bibit adalah suatau kegiatan mendistribusikan bibit kelapa sawit dari jalan ke titik tanam dalam areal - Pupuk Lubang Pemupukan lubang tanam adalah kegiatan pemberian pupuk dasar pada lubang tanam dan tanah galian lubang sebelum tanam bibit kelapa sawit. Contoh pupuk yang digunakan RP dan NPK - Penanaman Kelapa Sawit Menanam adalah suatu kegiatan menanam bibit kelapa sawit pada lubang tanam yang telah tersedia sesuai dengan standard agronomis. Konsolidasi adalah merupakan kegiatan untuk memperbaiki posisi tanaman kelapa sawit yang kurang baik (miring/condong, terlalu dalam/dangkal).

Pendidikan

Seminar

Perusahaan Kelapa Sawit